Suatu ketika temanku pernah bertanya “kalau kita melakukan kesalahan, berarti itu mengurangi nilai kan?”Dina jawab “Iya, betul. Kalo salah berarti akan mengurangi nilai. Mana ada salah tapi nilainya tetap 100?? tapi semua itu masih bisa diperbaiki kok”
Supaya kawan blogger semua tahu ya, teman Dina ini mengaku masa lalu nya itu kurang menyenangkan. Sekarang dia
ingin berubah, tapi bayangan masa lalu itu terus saja ada dalam
pikirannya. Seakan-akan semua yang dilakukannya saat ini sudah nggak ada
gunanya lagi, karena dia merasa seseorang kalau sudah berbuat salah
selamanya akan tetap salah.
Dina mengerti, karena sebagai manusia Dina
juga pernah melakukan kesalahan. Walaupun mungkin nggak sebesar dan
seberat yang dilakukan oleh orang lain. Tapi, menurut Dina… Dina tetap salah
dan merasa bersalah. Dan andaikan semuanya dapat diputar ulang, mungkin
Dina juga ingin menghapus semua kesalahan yang telah Dina lakukan.
Walaupun bubur nggak bisa berubah jadi nasi, tapi bukan berarti semangkuk bubur itu nggak berguna lagi kan?
Bubur ditambah daging ayam itu masih tetap enak kan kawan?Loh koq malah jadi ngomongin bubur toh
jadi meskipun dia terlanjur melakukan suatu kesalahan, asalkan mau berubah… semua itu masih mungkin diperbaiki kan??
Bubur ditambah daging ayam itu masih tetap enak kan kawan?
Dia kembali bertanya “diperbaiki?? apa bisa? dengan cara apa, masa nilainya diganti?”.
Padahal sudah berkali-kali Dina mencoba meyakinkan dia asalkan dia mau
berubah maka semua akan baik-baik saja. Bahkan mungkin akan jadi lebih
baik, karena dia pernah memiliki pengalaman yang lebih dari orang lain.
Ibaratnya orang yang pernah merasa tersakiti, seharusnya dia menjadi
orang yang baik, yang tidak akan menyakiti orang lain kan? karena dia
tahu bagaimana rasanya disakiti.
Akhirnya Dina cuma bisa jawab
“Dalam hidup ini ujian itu datangnya nggak cuman sekali, mungkin pada
ujian pertama kita gagal. Anggaplah, kita mendapat nilai 0 di ujian
pertama. Tapi kita masih punya ujian ke-2, ke-3, ke-4 dan seterusnya
kan?? kalau kita hanya terpaku pada nilai 0 yang kita dapat di ujian
pertama… bagaimana kita bisa konsen untuk mendapatkan nilai 100 di ujian
ke-2 dan selanjutnya?”
Dia pun berkata tapi kali ini tampaknya dalam canda
“Wah, kalo ini ujian kelulusan SMU?? sudah nggak lulus dech”
. Dan sekali lagi Dina bilang dia salah
,
“anak SMU yang nggak lulus ujian akhir pun masih bisa remidi koq, masih
bisa mengulang. Kalau nggak ada remidi, berarti ya mengulang
sekolahnya, kalau pun sudah di coba berkali-kali bahkan sampai
kesempatan untuknya habis dan dia masih nggak lulus juga… nggak
apa-apa.. masih banyak koq anak-anak yang lain yang survive bahkan tanpa
pernah mengerti bagaimana rasanya sekolah. Tapi Dina rasa nggak akan ada
juga yang sampai seperti itu asalkan dia benar-benar mau berusaha, dan
ingin memperbaiki hidupnya.”
HIDUP!!! ^_^





